Laman

Kamis, 17 Maret 2011

Bikin kaos Komunitas

Mau bikin kaos komunitas??? kami menerima pesanan kaos komunitas, angkatan, reunian dll dengan desain dari anda sendiri. Biasanya yang dipermasalahkan pasti tentang harga n kualitas bahan??? tenang aj.,, disini kalian bsa mendapatkan harga yang bersahabat. semakin banyak pesanan yang anda pesan, maka harganya semakin murah. masalah bahan tentu bahan yang kami berikan dengan kualitas terjamin... untuk lebih jelasnya ini kami berikan rinciannya :
  • Bahan Kaos : Cotton combad ( setara bahan kaos2 distro ) 
  • Ukuran         : S, M, L, XL
  • Harga           : 12 buah x Rp. 55.000/pcs = Rp 660.000
  • Harga           : 24 buah x Rp. 50.000/pcs = Rp 1.200.000  
  • Harga           : >24 buah x Rp 45.000/pcs
  • Desain kaos dari anda sendiri
  • contact person 081313118582 ( Hikmawan )
  • Lokasi di bandung
jika mau melihat hasil karya kami silahkan kunjungi alamat ini http://www.facebook.com/profile.php?id=100002184915908
" Kepuasaan hati anda adalah harapan kami ". kami akan memberikan pelayanan yang terbaik untuk anda semua..

Kaos Distro Murah dengan Kualitas terjamin

Dimana lagi kalian bisa mendapatkan kaos-kaos distro bandung dengan harga yang murah, tetapi kualitas bukan murahan... kami disini menyediakan kaos-kaos distro bandung secara online,, untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi alamat ini http://www.facebook.com/profile.php?id=100002184915908


kami tunggu kedatangan anda di  fb kami : Kaos_distro@ymail.com

Sabtu, 26 Februari 2011

" Objek Wisata Palembang "

Sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), kota Palembang bisa dijadikan batu pijakan sebelum melangkah ke berbagai obyek wisata di berbagai kabupaten dan kota lain di daerah ini. Sebagai kota tua, kota “pempek” ini memiliki segudang obyek wisata unggulan baik berupa peninggalan sejarah, budaya, maupun juga obyek wisata alam berupa Sungai Musi dengan Jembatan Ampera-nya. Sungai Musi memang identik dengan “denyut” Sumsel.
  • Sungai Musi, sungai sepanjang sekitar 750km yang membelah Kota Palembang menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan seberang Ilir ini merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Sejak dahulu Sungai Musi telah menjadi urat nadi perekonomian di Kota Palembang dan Provinsi Sumatera Selatan. Di sepanjang tepian sungai ini banyak terdapat objek wisata seperti Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau Kemaro, Pasar 16 Ilir, rumah Rakit, kilang minyak Pertamina, pabrik pupuk PUSRI, pantai Bagus Kuning, Jembatan Musi II, Masjid Al Munawar, dll.
Sungai Musi di Palembang
  • Jembatan Ampera, sebuah jembatan megah sepanjang 1.177 meter yang melintas di atas Sungai Musi yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir ini merupakan ikon Kota Palembang. Jembatan ini dibangun pada tahun 1962 dan dibangun dengan menggunakan harta rampasan Jepang serta tenaga ahli dari Jepang.
Jembatan Ampera di Malam Hari

  • Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, terletak di pusat Kota Palembang, masjid ini merupakan masjid terbesar di Sumatera Selatan dengan kapasitas 15.000 jemaah.

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang
  • Benteng Kuto Besak, terletak di tepian Sungai Musi dan berdekatan dengan Jembatan Ampera, Benteng ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam. Di bagian dalam benteng terdapat kantor kesehatan Kodam II Sriwijaya dan rumah sakit. Benteng ini merupakan satu-satunya benteng di Indonesia yang berdinding batu dan memenuhi syarat perbentengan / pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi nama pahlawan Eropa.
Benteng Kuto Besak (BKB)
  • Kambang Iwak Family Park, sebuah danau wisata yang terletak di tengah kota, dekat dengan tempat tinggal walikota Palembang. Di tepian danau ini terdapat banyak arena rekreasi keluarga dan ramai dikunjungi pada hari libur. Selain itu di tengah danau ini terdapat air mancur yang tampak cantik di waktu malam.
Air Mancur Kambang Iwak
  • Hutan Wisata Punti Kayu, sebuah hutan wisata kota yang terletak sekitar 7 km dari pusat kota dengan luas 50 ha dan sejak tahun 1998 ditetapkan sebagai hutan lindung. Didalam hutan ini terdapat area rekreasi keluarga dan menjadi tempat hunian sekelompok
Wisata Alam Punti Kayu
  • Taman Purbakala Bukit Siguntang, terletak di perbukitan sebelah barat Kota Palembang. Di tempat ini terdapat banyak peninggalan dan makam-makam kunoKerajaan Sriwijaya.
Taman Purbakal Bukit Siguntang
  • Monumen Perjuangan Rakyat, terletak di tengah kota, berdekatan dengan Masjid Agung dan Jembatan Ampera. Sesuai dengan namanya didalam bangunan ini terdapat benda-benda peninggalan sejarah pada masa penjajahan.
Monumen Perjuangan Rakyat Palembang
  • Pulau Kemaro adalah satu obyek wisata religius di Kota Palembang. Pulau ini memiliki luas 5 hektare dan letaknya sekitar 3 mil di sebelah hilir Jembatan Ampera, Palembang. Akar budaya dan legenda yang terkandung di dalamnya menjadi magnet yang mampu menarik minat banyak orang.
Pagoda di Pulau Kemaro
Masih banyak sekali tempat tempat wisata di kota Palembang. antara lain ; Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Museum Balaputradewa, Museum Tekstil, Kawah Tengkurep, Kampung Kapitan, Kampung Arab, Fantasy Island, Bagus Kuning, Pusat Kerajinan Songket, Kilang Minyak Pertamina, Pabrik Pupuk Pusri, Sungai Gerong. Barangkali masih banyak lagi tempat wisata yang belum disebutkan dalam tulisan ini, karena kota Palembang sampai sekarang ini masih terus berbenah. moga saja tempat wisata yang ada sekarang ini dapat dijaga dengan baik.

Jumat, 25 Februari 2011

" Wong Kito Galo "

Penduduk Palembang merupakan etnis Melayu, dan menggunaka Bahasa Melayu yang disesuaikan dengan dialek setempat yang kini dikenal sebagai Bahasa Palembang. Namun para pendatang seringkali menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari, seperti bahasa Komering, Rawas, Musi, dan Lahat. Pendatang dari luar Sumatera Selatan terkadang juga menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari dalam komunitas keluarga atau komunitas kedaerahan. Namun untuk berkomunikasi dengan warga Palembang lainnya, penduduk umumnya menggunakan bahasa Palembang sebagai bahasa pengantar sehari-hari.
Selain penduduk asli, di Palembang terdapat pula warga pendatang dan warga keturunan, seperti dari Jawa, Minangkabau, Madura, Bugis, dna Banjar. Warga keturunan yang banyak tinggal di Palembang adalah Tionghoa, Arab dan India. Kota Palembang memiliki beberapa wilayah yang menjadi ciri khas dari suatu komunitas seperti Kampung Kapitan yang merupakan wilayah Komunitas Tionghoa dan Kampung Al Munawwar yang merupakan wilayah Komunitas Arab.

                                   
Agama mayoritas di Palembang adalah Islam. Selain itu terdapat pula penganut Katholik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu.



" Sejarah Umum Palembang "


Siapa sich yang nggak kenal sama Palembang? Iya benar, kota yang terkenal dengan pempek sebagai makanan khas daerah ini juga terkenal dengan icon jembatan amperanya yang sangat indah terutama di waktu malam hari. Kota ini dianggap sebagai salah satu pusat dari kerajaan Sriwijaya. Serangan Rajendra Chola dari Kerajaan Chola pada tahun 1025, menyebabkan kota ini hanya menjadi pelabuhan sederhana yang tidak berarti lagi bagi para pedagang asing. Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok nama Pa-lin-fong yang terdapat pada buku Chu-fan-chi yang ditulis pada tahun 1178 oleh Chou-Ju-Kua dirujuk kepada Palembang.
Palembang muncul sebagai kesultanan pada tahun 1659 dengan Sri Susuhunan Abdurrahman sebagai raja pertamanya. Namun pada tahun 1823 kesultanan Palembang dihapus oleh pemerintah Hindia - Belanda. Setelah itu Palembang dibagi menjadi dua keresidenan besar dan pemukiman di Palembang dibagi menjadi daerah Ilir dan Ulu.
Secara teratur, sebelum masa NK-RI pertumbuhan kota palembang dapat dibagi menjadi 5 fase utama:
1.      Fase sebelum Kerajaan Sriwijaya Merupakan zaman kegelapan, karena mengingat Palembang telah ada jauh sebelum bala tentara sriwijaya membangun sebuah kota dan penduduk asli daerah ini seperti yang tertulis pada manuskrip lama di hulu sungai musi merupakan penduduk dari daerah hulu sungai komering.
2.   Fase Sriwijaya Raya, Palembang menjadi pusat dari kerajaan yang membentang mulai dari barat pulau jawa, sepanjang pulau sumatera, semenanjung malaka, bagian barat kalimantan sampai ke indochina. Runtuhnya Sriwijaya sendiri utamanya karena penyerbuan bangsa-bangsa pelaut 'yang tidak terdefinisikan', sebagian sejarahwan mengatakan bahwa mereka adalah pasukan barbar laut dari Srilanka (Ceylon). Akibat hancurnya kekuatan maritim mereka, Sriwijaya menjadi lemah dan persekutuan daerah-daerah kekuasaanya terlepas dan ketika datangnya Ekspedisi Pamalayu dari Jawa (majapahit) ke jambi dalam melakukan isolasi kepada Palembang, untuk mencegah Sriwijaya bangkit kembali.
3. Fase Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya, Disekitar Palembang dan sekitarnya kemudian bermunculan kekuatan-kekuatan lokal seperti Panglima Bagus Kuning dihilir sungai musi, Si Gentar Alam didaerah Perbukitan, Tuan Bosai dan Junjungan Kuat di daerah hulu sungai Komering, Panglima Gumay disepanjang Bukit Barisan dan sebagainya. Pada fase inilah Parameswara yang mendirikan Tumasik (Singapura) dan kerajaan Malaka hidup, dan pada fase inilah juga terjadi kontak fisik secara langsung dengan para pengembara dari Arab dan Gujarat.
4.    Fase Kesultanan Palembang Darussalam, Hancurnya Majapahit di Jawa secara tidak langsung memberikan andil pada kekuatan lama hasil dari Ekspedisi Pamalayu di Sumatera. Beberapa tokoh penting dibalik hancurnya majapahit seperti Raden Patah, Ario Dillah (Ario Damar) dan Pati Unus merupakan tokoh-tokoh yang erat kaitanya dengan Palembang. Setelah Kesultanan Demak yang merupakan 'pengganti' dari majapahit dijawa berdiri, di Palembang tak lama kemudian berdiri pula 'Kesultanan Palembang Darussalam' dengan raja pertamanya adalah 'Susuhunan Abddurrahaman Khalifatul Mukmiminin Sayyidul Iman'. Kerajaan ini mengawinkan dua kebudayaan, maritim peninggalan dari Sriwijaya dan agraris dari Majapahit dan menjadi pusat perdagangan yang paling besar di Semenanjung Malaka pada masanya. Salah satu Raja yang paling terkenal pada masa ini adalah Sultan Mahmud Badaruddin II yang sempat menang tiga kali pada pertempuran melawan Eropa (Belanda dan Inggris).
5.     Fase Kolonialisme, Setelah jatuhnya Kesultanan Palembang Darussalam pasca kalahnya Sultan Mahmud Badaruddin II pada pertempuran yang keempat melawan Belanda yang pada saat ini turun dengan kekuatan besar pimpinan Jendral De Kock, maka Palembang nyaris menjadi kerajaan bawahan. Beberapa Sultan setelah Sultan Mahmud Badaruddin II yang menyatakan menyerah kepada Belanda berusaha untuk memberontak tetapi kesemuanya gagal dan berakhir dengan pembumi hangusan bangunan kesultanan untuk menghilangkan simbol-simbol kesultanan. Setelah itu Palembang dibagi menjadi dua keresidenan besar, dan pemukiman di Palembang dibagi menjadi daerah Ilir dan Ulu.
Pada tanggal 27 September 2005, Kota Palembang telah dicanangkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai "Kota Wisata Air" seperti Bangkok di Thailand dan Phnom Penh di Kamboja. Tahun 2008 Kota Palembang menyambut kunjungan wisata dengan nama "Visit Musi 2008".
Saat ini Palembang tengah bersiap untuk mejadi salah satu kota pelaksana pesta olahraga olahraga dua tahunan se-Asia Tenggara yaitu SEA Games XXVII Tahun 2011.